Desember Dan Ibu




Desember selalu datang dengan cara yang pelan namun pasti,menurunkan suhu, merapatkan jaket, dan membuat langkah manusia sedikit lebih hati-hati.Dinginnya bukan hanya pada udara, tetapi juga pada waktu, sebuah penanda bahwa tahun sedang menua.

Tepat tanggal 22 Desember  seluruh dunia di ingatkan oleh hari kasih sayang dan cinta yaitu,“Hari Ibu”. Dibulan yang dingin, hari ibu hadir sebagai perapian sunyi. Ia tidak menyala dengan sorak sorai, melaikan keheningan yang hangat. Ibu tidak perna menutut perayaan dan kerja kerja  kecilnya pun luput tercatat dalam sejarah, yang meyiapkan di pagi hari dan menenangkan dimalam hari meyimpan lelah, agar anaknya dapat bermimpi.

Jika desember mengajarkan bahwa semua ada akhirnya, ibu hadir membawa penegasan bahwa kasih sayang  tidak mengenal musim. Dari banyaknya angka dan canggihnya mesin hitungan belum ada ku temukan yang  mampu menghitung cintanya, memberi tidak mengurangi dirinya dan bertahan tanpa mengeluh. 

Bagi kami  sosoknya adalah madrasah pertama, tempat cinta, nilai ,dan peradaban.  Membimbing nan mengasihi bahkan lebih dari itu, wajahnya  tiada perna tergambar suram , justru memperlihatkan cahaya kebahagiaan. Do’a mu melangit menembus hati sanubari .  5 waktu itu tak perna ia lewatkan, tangannya terangkat dengan penuh harapan ke Rabbnya.

Pelukannya adalah yang paling purba, mengalahkan dunia sebelum kami mengenal cuaca. Ketika rasa rapuh mulai menghantui, kehangatannya menumbuhkan kembali keyakinan.

Maka bulan desembar selalu menghadirkan dua makna: Dingin yang mengigatkan kita pada rapuhnya hidup, dan kehangatan menegaskan  alasan kita bertahan. Selalu adan cinta yang pulangannya bernama ibu.

Terimakasih atas segala Sabar, kuat, ihklas dalam setiap langkahmu.

Rabbighfirlii wali waalidayya warham humma kamaa rabbayaanii shaghiriiraa

 

Sayangi ibu, Cintai Ibu,Ratukan Ibu.

Selamat Hari Ibu  Sedunia dan Calon Ibu.

 

Penulis : Arsyad_Baharuddin

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gelar Pelatihan Opini dan Web: Forkim Hadirkan Ketua LP2M IAIN Parepare Sebagai Pemateri

Dulu Pemberontakan Fisik, Kini Perang Wacana: Apakah Kita Sedang Mengulangi G30S Versi Digital?

The Wonderful Of Morowali